Posted by: Indonesian Children | January 13, 2009

PERINATAL HIV-AIDS : IBU HAMIL CD4 RENDAH ANHGKA KEMATIAN ANAK YANG DILAHIRKAN TINGGI

Chatterjee A et al. Maternal disease stage and child undernutrition in relation to mortality among children born to HIV-infected women in Tanzania. J

Mortalitas yang lebih tinggi pada anak yang HIV-positif dan HIV-negatif dari ibu dengan CD4 rendah
Anak di Afrika sub-Sahara yang lahir dari ibu dengan jumlah CD4 rendah di bawah 350 lebih cenderung meninggal, terlepas apakah anak tersebut HIV-positif atau tidak. Hal ini berdasarkan laporan yang diterbitkan dalam Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes edisi Desember 2007. Kekurangan gizi pada anak dan tingkat Hb ibu yang rendah dikaitkan dengan angka kematian yang lebih tinggi.

Di Afrika sub-Sahara pada 2005, 570.000 anak di bawah usia 15 tahun meninggal akibat HIV/AIDS. Penelitian telah menghasilkan bukti yang bermakna bahwa kesehatan ibu selama kehamilan berdampak secara bermakna terhadap risiko kematian anak yang terinfeksi HIV saat lahir. Jumlah CD4 yang lebih rendah, viral load yang lebih tinggi dan penyakit yang lebih berat pada ibu semua dikaitkan dengan peningkatan pengembangan penyakit dan kematian pada anak HIV-positif. Penelitian sebelumnya memberi kesan, mungkin hal ini juga berlaku pada anak yang tidak terinfeksi HIV.
Dalam penelitian ini, para peneliti dari Tanzania dan Harvard menganalisis data dari uji coba kohort yang diterbitkan sebelumnya untuk menyelidiki dampak status penyakit ibu selama hamil dan status gizi anak terhadap mortalitas anak. Uji coba yang asli diterbitkan dalam jurnal Lancet pada 1998, adalah sebuah penelitian terhadap dampak pemberian suplemen vitamin pada ibu hamil yang HIV-positif di Tanzania. Penelitian prospektif ini dilakukan secara acak, double-blind, terkontrol plasebo (Fawzi 1998).
Pendaftaran dilakukan di empat klinik di Dar es Salaam, Tanzania. Perempuan yang memenuhi kriteria adalah yang HIV-positif sebagaimana dikonfirmasi dengan tes ELISA dan Western blot, serta antara 12 dan 27 minggu usia kandungan. Pada penelitian tersebut, perempuan secara acak diberi suplemen vitamin A, multivitamin, keduanya atau tidak diberi vitamin. Perawatan baku sebelum kelahiran, termasuk memberi suplemen zat besi dan asam folik disediakan.
Sejumlah 984 anak yang dilahirkan dari 1.078 ibu didaftarkan; populasi penelitian untuk analisis ini terdiri dari 939 kelahiran tunggal hidup dan ibunya. (Bayi kembar tidak dilibatkan karena riwayat risiko kematian yang lebih tinggi.) Pada saat pendaftaran, 939 ibu itu mempunyai jumlah CD4 median 402; 38% mempunyai jumlah CD4 <>= 50.000.
Tindak lanjut pada anak termasuk menilai infeksi HIV dan jumlah CD4 berdasarkan contoh darah yang diambil saat lahir, enam minggu dan selanjutnya setiap tiga bulan. Dari 984 kelahiran tunggal, 257 dikonfirmasi sebagai HIV-positif berdasarkan tes PCR sebelum usia 18 bulan atau berdasarkan tes ELISA dan Western blot setelah 18 bulan.
Ada 228 kematian anak selama 17.568 anak-bulan masa tindak lanjut. Selama 24 bulan, risiko kematian anak adalah 1,62 kali lebih tinggi (confidence interval [CI] 95%, 1,18-2,22, p = 0,003) pada ibu dengan jumlah CD4 kurang dari 350 saat melahirkan. Angka tersebut adalah 1,74 kali lebih tinggi (CI 95%, 1,32-2,30, p < hr=”2,00;” p =” 0,0004)” hr=”1,38;” p =” 0,09,”>
Viral load ibu yang lebih tinggi (≥50.000) saat melahirkan juga adalah faktor risiko secara keseluruhan (HR=2,47; CI 95%, 1,22-5,02, p = 0,01), dan adalah risiko yang sangat penting pada anak yang HIV-negatif (HR=7,49; CI 95%, 2,36-23,71, p = 0,0006).
Faktor lain dari ibu yang secara bermakna dikaitkan dengan angka kematian anak secara keseluruhan adalah Hb rendah (<8,5g/dl) hr=”1,53;” p =” 0,03),” hr=”1,44;” p =” 0,07),”>
Indikator anak yang kekurangan gizi juga dikaitkan dengan mortalitas. Bila penundaan tiga bulan dilakukan “untuk memisahkan dampak kekurangan gizi dengan penyakit akut lain yang mungkin mengakibatkan kematian secara langsung”, risiko mortalitas termasuk kekurangan berat badan (berat badan-banding-usia skor z < -2) (HR=2,33, CI 95%, 1,30-3,85, p = 0,004), wasting (berat badan-banding-tinggi badan skor z < -2) (HR=2,45, CI 95%, 1,13-5,31, p = 0,02), atau hambatan pertumbuhan (tinggi badan-banding-usia skor z < -2) (HR=2,21, CI 95%, 1,29-3,77, p = 0,004).Para peneliti menulis bahwa mereka “memberi bukti terhadap peningkatan risiko kematian pada anak yang terinfeksi serta tidak terinfeksi HIV yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV dan berpenyakit HIV stadium lanjut saat hamil”. Peningkatan kematian sebelum usia dua tahun hampir dua kali lipat apabila jumlah CD4 ibu di bawah 350. Mereka juga menyimpulkan bahwa viral load ibu yang lebih tinggi, ibu yang anemia, dan anak yang kekurangan gizi menyokong risiko kematian anak. Temuan mereka “menggarisbawahi kebutuhan untuk pengobatan dan perawatan perempuan dan anak yang terinfeksi HIV untuk mencapai dampak maksimal terhadap ketahanan hidup anak di wilayah tinggi prevalensi HIV

referensi

Supported  by
FIGHT AGAINTS AIDS, SAVE INDONESIAN CHILDRENS

Yudhasmara Foundation

Working together against HIV and Aids in Indonesia, Save our Children From HIV-AIDS

 

Office ; JL Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta Indonesia 10210

phone : 62(021) 70081995 – 5703646

email : judarwanto@gmail.com,

http://childrenclinic.wordpress.com/

 

 

 

Editor in Chief :

Dr WIDODO JUDARWANTO

phone : 62(021) 70081995 – 62(021) 5703646, mobile : 0817171764

email : judarwanto@gmail.com

 

 

Copyright © 2009, Fight Against Aids, Save Indonesian Childrens Information Education Network. All rights reserved.

 


Leave a comment

Categories